Uang Kuno di Malang , Uang Kuno di surabaya , Uang Kuno di semarang , Uang Kuno di jogjakarta , Uang Kuno di jember , Uang Kuno di jakarta , Uang Kuno di Bandung , Uang Kuno Murah
Uang Kuno Malang, Jual uang kuno murah, toko online uang kuno terpercaya, uang kuno indonesia, mahar nikah uang kuno, mahar nikah, uang kuno murah, uang kuno, mahar pernikahan, mas kawin, toko murah, Koleksi, koleksi uang kuno, kolektor uang kuno, numismatik, uang kuno, uang uka uka, uang Kuno Asli,

Menentukan kualitas/ Grading Uang Kertas


Di kalangan Numismatik (kolektor uang kuno) terdapat suatu standarisasi untuk menentukan kualitas uang atau biasa disebut dengan Grading. Hal ini disebabkan karena, agar tidak menimbulkan perbedaan pendapat tentang kualitas suatu uang.

The international Bank Note Society (IBNS) menerapkan standarisasi grading yang terdiri dari :
  
1. UNC atau Uncirculated : yaitu keadaan sempurna dengan semua sudut tajam, tidak ada cacat sedikitpun, bersih, dan permukaan kertas masih berkilau. Sebagai ilustrasi adalah selembar uang kertas yang diambil dari segepok uang baru yang masih tersegel.
Uncirculated (UNC)

2. AU atau Almost Uncirculated : keadaan uang yang hampir sama dengan di atas tetapi ada minor mishandling seperti lipatan pada sudut, atau lipatan halus pada bagian tengah, tetapi tidak boleh keduanya, selain itu kondisi uang harus bersih dan berkilau seperti aslinya, semua sudut harus tajam.

3. EF/XF atau Extremely Fine : kertas dalam keadaan baik, crisp atau kaku, masih memiliki kilau pada permukaan, dan memiliki maksimum 3 lipatan tipis atau satu lipatan tajam, sudut sedikit membundar.

4. VF atau Very Fine : uang kertas telah dipakai namun masih tetap crisp, ada sedikit kotor dan beberapa lipatan vertikal dan horisontal namun tidak sobek.

5. F atau Fine : uang telah sering terpakai dengan beberapa lipatan dan tidak crisp lagi, tidak terlalu kotor, mungkin ada sedikit sobek pada bagian margin tetapi tidak masuk ke gambar, warna masih jelas.

6. VG atau Very Good : uang telah terpakai berkali-kali namun kertas masih utuh, terdapat sobekan pada sudut sehingga tidak tajam lagi, ada sobekan yang masuk hingga ke gambar, mungkin ada bekas karat, dan pada bekas lipatan mungkin ada lubang /sobekan kecil, kertas layu tetapi tidak ada bagian yang hilang karena sobek.

7. G atau Good : uang telah lama dipakai, warna telah memudar, bekas lipatan yang berkali-kali telah menyebabkan lubang atau sobekan pada bagian pinggir, mungkin ada bekas karat, kotoran atau grafiti, ada bagian yang hilang karena sobek.

8. Fair : seluruh kertas layu dan kotor akibat pemakaian yang berat, uang telah rusak, terdapat sobekan besar dan ada bagian besar yang hilang.

9. P atau Poor : uang telah rusak berat akibat sobekan, karat, bagian yang hilang, grafiti ataupun lubang yang besar, mungkin ada bekas tambalan atau bekas potongan (trimming) pada bagian tepi untuk menutupi bagian yang rusak. Uang yang masuk kategori ini tidak layak dikoleksi kecuali hanya sebagai pengisi sementara atau memang termasuk uang yang sangat langka.

Ada kalanya kualitas suatu uang kertas ada di antara 2 kategori, dalam kasus ini sebagian kolektor memakai istilah PLUS (+), MINUS (-) atau penambahan huruf a kecil (ABOUT), contohnya:
  • 1VF+ (Very Fine Plus), berarti grade berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke VF
  • 2VF++ (Very Fine Plus Plus) berarti gradenya berada di antara VF dengan EF tetapi lebih cenderung ke EF
  • 3aEF (About Extremely Fine), berarti gradenya hampir atau kira-kira berada di EF
  • 4UNC- (Uncirculated Minus), berarti hampir UNC dengan hanya sedikit sekali kekurangan


Semua cacat yang terdapat pada uang kertas juga harus disebutkan agar tidak terjadi kesalahpahaman seperti:
  •  Coretan atau grafiti
  • Bekas selotip, lem atau karat
  •  Lubang staples atau pin hole
  • Trimming atau bagian tepi yang di potong
  •   Pressing (pernah di press atau disetrika)
  •  Cleaning, washing atau dicuci dengan menggunakan cairan pembersih
  •  Repair atau perbaikan berupa tambalan atau lainnya

Adanya kondisi-kondisi tertentu akan menyebabkan grading uang kertas tersebut menjadi turun sedikitnya satu tingkat.


Sekalipun telah ada standarisasi, perbedaaan grading antara para kolektor seringkali terjadi, masalah ini dapat timbul akibat beberapa faktor misalnya pengalaman, pencahayaan dan suasana yang berbeda. Grading sepantasnya dilakukan oleh orang ketiga yang berpengalaman dan tidak terlibat dalam transaksi.

//Diambil dari berbagai sumber

Previous
Next Post »

Uang Kuno Malang